KETIKA ITU.....
Hujan...
Aku rindu dia, namun ia tak mendengar gerutu rinduku. Dulu kita dekat layaknya air dan ember,dan dulu kita dekat layaknya sendok dan garpu. Waktu pun bergilir hari ke hari, waktu demi waktu, detik demi detik.
dan .........
Dia pun datang...
masalah pun datang, menyapa kita dengan sangat lembut, hingga merenggangkan pertemanan kita yang kini sedang baik-baik saja.
Hujan...
Aku ingin bertemu...
Jangankan bertemu untuk bilang " Hai, sombong amat ?", itu aja aku cupu, karena hati ini yang menolak. Jadi ditahan lebih baik ya kawan...
Hujan....
Bisakah kamu bersihkan rindu yang membandal terhadapku, dengan guyuran airmu yang kian deras takduga.
Nays Sak, semangat terus bikin tulisan baru.👍 | Nambahin ah selaen ember+air dan sendok+garpu. Pasta gigi+odol. Wkwk
BalasHapus😄
Hapus+ 1 lagi: Dekat sedekat Irfan dan . . . (thinking), motornya, tentunya. Hahaha
Hapus👌👍🖒
BalasHapusGood👍🏼
BalasHapusYou are amazing (remember that)💖
BalasHapusKembangin terus ya friendd,,
BalasHapusKeep it up
BalasHapusBagusss, karyanya. Kalo terus-terus buat, ntar jdi novel. 👍
BalasHapus